[TITLE]
SALVATION
[AUTHOR]
Laras Kkamjong
[CAST]
Park Hyorin, Sehun,
Luhan, Eunjung, etc
[GENRE]
Romance, Sad,
Friendship,mystery
[RATING]
T
Maaf jika ada kesamaan,
tapi ini murni karya saya.
COPAS CANTUMIN NAMA
Happy reading guys :-)
Nb : maaf covernya
kurang, soalnya aku ngeditnya cepet-cepet
Before :
Suara tepukan tangan
mereka, “Kita berhasil lagi Lu” ucap Hyorin
“Haha,
kau benar Hyo. Ayo kita ke kelas”
Mereka jalan bersama menuju koridor sekolah, terlihat siswa Incheon High School
mengerubungi papan pengumuman di pojokan koridor sekolah. Mereka berdua saling
pandang bingung.
---
Mereka jalan bersama menuju
koridor sekolah, terlihat siswa Incheon High School mengerubungi papan
pengumuman di pojokan koridor sekolah. Mereka berdua saling pandang bingung.
“kenapa ramai sekali?” Hyorin hanya menoleh pada
Luhan dan bergidik.
Mereka melangkah menuju papan pengumuman itu “Permisi,
permisi aku mau lewat” ucap Luhan melewati gerombolan itu, yang tentu saja
mereka memberikan jalan untuk Luhan si leader sepak bola dan Hyorin anak kelas
unggulan.
Papan pengumuman itu tertuliskan
PENGUMUMAN
Diberitahukan
pada siswa kelas 12, terutama kelas 12 A, bahwa akan ada beasisiwa untuk kuliah
di Seoul University. Bagi siswa yang memiliki minat untuk mendapatkan beasiswa
ini maka raihlah nilai setinggi-tingginya. Siswa yang memiliki nilai tertinggi
sampai akhir semester nanti akan berhak menerima beasiswa untuk berkuliah di
Seoul University. Demikian pemberitahuan ini, Terima kasih.
Kepala Sekolah
Kwon Soo Jung
Hyorin menampar-nampar pipinya sendiri “Apa?? Ini
bukan mimpi kan Luhan?”
“Iya, memangnya ada apa? Itu hanya beasiswa ke
universitas Seoul” ucap Luhan datar, sambil menatap Hyorin bingung dengan
mengutkan keningnya.
“Kau bodoh atau bodoh sih, dengan begitu aku bisa
kembali ke kampung halamanku di Seoul, Luhan..” ucap Hyorin antusias, sambil
mengetuk-ngetuk kepalanya dengan jari telunjuk, sembari memikirkan siasat agar
tetap mendapatkan nilai tertinggi di kelas.
“Owh.. aku tau, pasti kau sudah sangat rindu dengan
Seoul bukan?” tanya Luhan
“Yap.. aku ingin kembali ke Seoul setelah 8 tahun tak
kembali ke sana. Dengan begitu juga eomma dan appa tak perlu repot-repot
membiayaiku untuk kuliah” ucapnya dengan senyum sumringah.
“Tapi ini bukan perkara mudah Hyo, kau harus rajin
untuk belajar, belajar, dan belajar, karena sainganmu banyak sekali. Tapi aku
yakin sahabatku yang satu ini bisa mendapatkannya” sambil merangkul pundak
Hyorin
“Terima kasih Luhan, sudah memberiku semangat–
Tet......
Bel berbunyi
Mereka beranjak dari papan pengumuman dan pergi menuju
kelas mereka masing-masing.
―͡ —
Tap..
Tap..
Tap..
Suara
langkah lari seorang yeoja berlari menuju seorang namja, dan langsung memeluk
namja itu dari belakang tanpa disadari oleh namja itu. Tangannya mendekap erat
di perut namja tinggi itu.
Suara paraunya terdengar “Eunjung.. kau ini,
sepertinya kau sudah sangat rindu denganku ya” Namja itu berbalik dan
melepaskan pelukan Eunjung.
Eunjung mencubit hidung namja itu “Iya, aku sudah
rindu meskipun baru sehari tak bertemu denganmu” Namja itu mengelus-elus hidung
mancungnya tersebut.
“Hidungku jadi merah seperti tomat tau” lalu mencubit
pipi kanan Eunjung.
“Hehe, mian. Ayo kita beli tiketnya, umm tapi kau mau
melihat film apa?” tanya Eunjung pada namja tinggi itu.
“Film horror saja, biar kau terus memelukku saat di
dalam bioskop nanti” ucap namja itu sambil menggenggam tangan Eunjung.
“Sehun kau yang beli tiketnya, aku yang membeli
popcorn dan minumannya, OK?” sambil menunjukkan jempolnya.
Sehun membalas dengan jempolnya “OK”
Di
dalam bioskop yang gelap, pasangan itu duduk bersebelahan di bangku bioskop
paling atas. Rasa dingin serasa menusuk karena suhu AC. Sehun terus menggenggam
tangan Eunjung yang sangat dingin itu. Sesekali Eunjung menarik tubuh Sehun dan
memeluknya, karena hantu yang muncul dengan tiba-tiba dari layar bioskop.
―͡
Tak
terasa malam itu berlalu dengan cepat, semua terasa berjalan cepat. Sehun
mengantar Eunjung pulang ke apartementnya, dia lebih betah di apartement di
bandingkan rumahnya sendiri. ya karena kedua orang tuanya sedang
berada di Kanada untuk urusan bisnis. Nyonya Oh tentu saja merestui hubungan
Sehun dan Eunjung, karena kedua orang tua mereka pernah menjadi rekan kerja
saat di Korea.
Gemerlap
lampu jalanan saat malam hari begitu terlihat, raut cerah terpancar di wajah
Eunjung, begitu juga dengan Sehun. Tak terasa Eunjung tertidur pulas di mobil,
dengan wajah menghadap Sehun. Bahkan saat sampai di depan apartemennya pun, Sehun
tak tega membangunkannya.
Sehun mengelus lembut rambut Eunjung, dan
menyingkirkan rambut yang terurai di depan wajah Eunjung. Sehun menatap
lekat-lekat wajah yeojachingunya itu, semakin dekat semakin dekat lalu Sehun
mencium kening Eunjung. Enjung pun terbangun dari tidurnya saat Sehun mencium
keningnya.
“Kau ini seperti putri tidur saja, harus di cium
dahulu baru bangun” ucap Sehun sambil mengacak rambut enjung yang terurai
panjang itu.
Eunjung hanya tersenyum melihat Sehun, “Terima kasih
untuk malam ini” Cup.. kecupan hangat dari mulut Eunjung
meluncur di pipi Sehun. Dia melangkah keluar dari mobil dan melambaikan
tangannya pada Sehun.
―͡ —
“Kurasa aku akan bisa meraih beasiswa itu Luhan”
sembari sesekali menyeruput Moccachino yang ada di genggamannya
itu.
“Harus! Kau pasti bisa Hyorin, kau tahu, kau adalah
orang terpandai yang pernah kutemui.. hehe sebenarnya tidak juga sih”
Pletak..
Hyorin memukul kepala Luhan “Dasar kau ini, kau
menyanjungku lalu menjatuhkanku begitu saja.. kau sama saja seperti dulu”
Luhan mengelus-elus kepalanya yang sakit itu “Sakit
tau.. ngomong-ngomong udara hari ini lumayan dingin, bagaimana jika kita pergi
ke pemandian air hangat?” tanya Luhan.
Hyorin yang menyeduh capucchinonya itu
langsung tersedak dan tertawa lalu menjawab dengan nada datar “Tidak”
“Ahh.. kenapa tidak? Berendam di air hangat itu hal
yang menyenangkan” ucap Luhan.
Pletak
Sekali lagi Luhan mendapatkan pukulan hangat dari
tangan Hyorin “HYORIN..SAKIT” ucap Luhan yang kesakitan itu.
“Kau ini bodoh, aku tidak membawa pakaian ganti”
sambil mendelik pada Luhan.
Luhan memberikan smirknya “Aku sudah merencanakan
semua ini..”
“Maksudmu??” sambil menaikkan kedua alisnya bingung.
“yah.. aku tadi ke rumahmu dan meminta eommamu agar
membawakan pakaianmu” memberikan senyuman manisnya.
Hyorin tertawa “Bwahahaha, kau pintar sekali. Baiklah
jika begitu”
Tiba-tiba Luhan mendekatkan bibir merahnya ke telinga
Hyorin “Termasuk pakaian dalammu”
Hyorin mendelik dan melongo mendengar ucapan Luhan
“KYAAA.. LUHAN..”
Pletak..
Dan ketiga kalinya Luhan mendapatkan pukulan hangat,
tapi kali ini bukan hanya pukulan hangat tetapi juga jambakan dari tangan
Hyorin.
“Aaaaaa..Hyoo.. hentikan” Hyorin yang menjambak Luhan
langsung menghentikan jambakannya itu, dengan tatapan ganasnya ke arah Luhan.
“Apa kau sudah melihatnya?” Tanya Hyorin.
Luhan mengalus-elus kepalanya yang sakit itu dan
mengambil handphonenya lalu mengecek rambutnya melalui kamera
depannya “Untung saja kepalaku tidak botak, tapi mungkin sebentar lagi aku akan
gagar otak karena pukulanmu yang sekeras batu itu”
“LUHAN JAWAB PERTANYAANKU!” ucap Hyorin sambil
berteriak di telinga Luhan.
Luhan menutupi telinga kanannya karena pekikan Hyorin
“Aww.. kau benar-benar ingin memasukanku ke rumah sakit hari ini hah?? Belum,
aku belum melihatnya” ucap Luhan dengan nada kesal sambil mengalus-elus telinga
kanannya itu.
Hyorin memegang dadanya lega “Huft.. untunglah”
“Sebenarnya sedikit” ucapnya sambil cekikikan. Hyorin
yang mendengar ucapan Luhan hanya melongo sambil menelan air ludahnya
dalam-dalam.
Luhan memegang pundak kiri Hyorin “sudahlah Hyo, ayo
kita berangkat, aku sudah mulai kedinginan”
―͡ —
Pria
berpenampilan rapih dengan baju hangatnya. Ia duduk di bangku taman kota yang
dipenuhi bunga sendirian.
Beberapa saat seorang yeoja datang menghampirinya.
Yeoja itu langsung duduk di sebelahnya dan menggenggam tangan kiri pria itu.
“Sehun” ucapnya dengan senyuman manis terbaris di bibirnya.
“Hai Eun”
“Huft.. kenapa hari ini dingin sekali, aku lupa
memakai baju hangatku” menggosok-gosok kedua telapak tangannya yang kedinginan.
Sehun melihat Eunjung menggigil kedinginan. Sehun
membuka syal yang dipakainya dan memakaikannya pada Eunjung. Yeoja itu
tersenyum malu.
“Kau lupa ini bulan Desember,
waktunya musim dingin tiba”
“Mian, aku lupa” wajahnya memerah.
Sehun menunduk memandangi butiran-butiran putih itu
jatuh ke tanah. Butiran putih indah salju, dengan molekul cantik yang
membentuknya, yang bisa membuat hati siapa saja gembira.
Tiba-tiba kepalanya terasa sesak. Kenangan-kenangan
itu sekarang kembali merasuki alam pikirannya. Kenangan dan memori saat bersama
seseorang yang sangat ia sayangi saat di musim salju. Ia mendesah kesakitan dan
menjerit sambil memegangi kepalanya, sebuah suara tawa, gambaran senyuman
simpul mulai terngiang di dalam otaknya.
Eunjung yang berada di sampingnya mulai panik dengan
keadaan Sehun. Yeoja itu mencoba membopong Sehun yang sedang berkeluh sakit.
Melangkah perlahan karena tubuh berat yang ditopangnya. Mobil putih terpakir di
taman segera di buka, Sehun dibaringkan di bangku sebelah bangku kemudi. Yeoja
itu segera melajukan mobilnya ke apartemennya. Beruntung apartemennya tak jauh
dari taman kota.
―͡
Sehun
terbaring di sofa empuk apartemen sambil memegangi kepalanya yang sudah mereda
dari ingatan-ingatan itu. Di susul Eunjung yang datang dari dapur sambil
membawa coklat panas yang berada dalam mug lucu bercorak kupu-kupu.
Eunjung menghampiri Sehun sambil memberikan coklat
panas buatannya itu.
“Cepatlah minum”
Sehun menyeruput munuman itu perlahan.
“Bagaimana kepalamu sudah baikan?” tanyanya sambil
memperbaiki posisi duduknya di samping Sehun.
“Aku sudah baikan, terima kasih untuk coklat panasnya”
sambil meletakkan mug hangat itu di meja yang ada di depannya.
Eunjung mencoba mengecek kepala Sehun, “Kepalamu tak
apa-apa, tapi kenapa kepalamu bisa sakit?”
“Entahlah, tiba-tiba semua itu datang begitu saja”
sambil menyandarkan kepalanya di pundak Eunjung.
“Maksudmu?”
“Salju itu.. senyuman itu.. suara tawa itu.. datang
menghampiriku” menatap kosong benda yang ada di depannya.
“Sebuah memori??”
“Entahlah aku tidak mengerti dengan semua ini, seakan
sebuah film yang tiba-tiba bermain di dalam benakku”
“Kau harus ke dokter” sambil memandangi wajah Sehun.
“Sudahlah aku akan baik-baik saja” mendekap pundak
Eunjung perlahan.
“Tapi berjanjilah, kau akan selalu baik-baik saja dan
akan selalu bersamaku” mengacungkan kelingking kanannya
“Aku berjanji”
Mereka saling mengaitkan kedua jari kelingking mereka.
Dan saling melemparkan senyum satu sama lainnya.
―͡ —
Hyorin mulai mencelupkan tubuhnya ke dalam pemandian air panas itu, kepulan
asap keluar dari permukan air itu. Serasa seluruh beban hilang, saat Hyorin
mencemplungkan dirinya ke pemandian air panas.
“Hah.. nikmat sekali berendam di sini” gumamnya pelan
“Hyo kita harus sering-sering berendam di sini, otakku
bisa selalu fresh jika berada di sini” ucap luhan yang sedang
memejamkan kedua bola matanya dan merasakan kehangatan air tersebut.
“Hmm” ucap singkat Hyorin terpejam sambil menikmati
pemandian air panas.
“Hyo apa kau pernah merasakan cinta pertama?” tanyanya
sambil melipat kedua tangannya sebagai sandaran di batu besar.
Hyorin membuka bola matanya sebelah, “Apa? Cinta
pertama.. umm.. pernah, kau?”
“Tentu saja pernah, bahkan itu cinta pertama dan
mungkin yang terakhir” ucapnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
“Manis sekali, aku juga mencintai orang yang sudah
lama aku kenal” ucapnya santai sambil memainkan air panas dengan tangannya.
Luhan langsung terlonjak dari sikap awalnya
“Benarkah??”
“Kyaa.. Luhan.. handukmu..” Hyorin menutupi kedua bola
matanya.
Luhan langsung menoleh ke arah handuk yang ia pakai
sebagai pembalut tubuh bagian bawahnya. Dengan cepat ia menaikkan handuk itu
kembali.
Wajah Luhan memerah seperti tomat “Sudah, aku sudah
memasangnya kembali” Hyorin membuka matanya perlahan.
“Kau ini, pasang handuk yang benar dong. Kan bahaya
jika sampai terlepas” sambil mengerucutkan bibir mungilnya.
Luhan menggaruk kepalanya malu “Hehehe mian, aku tadi
tidak berniat melakukannya. Oh iya siapa orang yg kau cintai itu?”
“Kau mau tahu saja urusan orang. Meskipun kita sudah
berteman selama 8 tahun, aku tidak akan memberitahumu. Kapan-kapan saja” sambil
memberikan smirk kecilnya.
“Yah.. Hyorin kau tidak seru, padahal aku sudah
penasaran” memiringkan bibirnya kecewa.
Langit sudah mulai menampakkan warna kemerahan, tanda
matahari akan tenggelam. Tetapi mereka masih saja terus berkutat di pemandian
itu.
Sampai-sampai petugas penjaga memperingatkan mereka
berdua.
“Hei.. kalian berdua, kalian tidak tahu ini jam
berapa, ini sudah hampir malam. Lebih baik kalian pulang. Pemandian akan
ditutup 15 menit lagi” ucap petugas itu sambil memberikan
celotehan-celotehannya.
“Baiklah paman, terima kasih sudah memperingatkan kami
berdua” ucap Luhan.
“Luhan ayo cepat” sambil menarik tangan Luhan untuk
menuju tepi dari pemandian air panas itu.
Hyorin bergegas untuk menuju ruang ganti pakaian
wanita. Ia membasuh tubuhnya dengan air dan mengusap tubuhnya dengan selembar
handuk dan memakaikannya dengan pakaian hangat yang tadi ia bawa. Hyorin segera
keluar dari ruang ganti.
Tiba-tiba Luhan meraih lengan Hyorin dan menariknya
untuk keluar dari tempat itu. Mereka berdua berjalan di tepi jalan raya dan
sesampainya mereka di kedai mie ramen mereka segera duduk dan memesan 2 mangkuk
mie ramen yang hangat dan lezat.
“Wah.. mie ramen, aku sudah berbulan-bulan tidak makan
mie ramen” melemparkan senyum ke arah Luhan.
“Kau terlihat cantik saat tersenyum” puji Luhan pada
Hyorin yang duduk di hadapannya.
Hyorin mulai salah tingkah dengan ucapan Luhan, ia
menyisihkan sebagian rambutnya di telinganya “eh..eh... terima kasih. Kau lebih
tampan jika rambutmu basah” sambil mengacungkan jempolnya untuk Luhan.
“Wah.. mie ramennya sudah datang. Terima kasih
oemonim.” Sambil memberikan barisan senyumnya,
Tiba-tiba omoenim itu berbisik di telinga Luhan
TO BE CONTINUED
0 komentar:
Posting Komentar