Senin, 10 Maret 2014

SALVATION Chap 3




 [TITLE]
SALVATION

[AUTHOR]
Laras Kkamjong

[CAST]
Park Hyorin, Sehun, Luhan, Eunjung, etc

[GENRE]
Romance, Sad, Friendship,mystery

[RATING]
T

Maaf jika ada kesamaan, tapi ini murni karya saya.

COPAS CANTUMIN NAMA

Happy reading guys :-)

Nb : maaf covernya kurang, soalnya aku ngeditnya cepet-cepet
  
Before : 
Suara tepukan tangan mereka, “Kita berhasil lagi Lu” ucap Hyorin
 “Haha, kau benar Hyo. Ayo kita ke kelas”    
            Mereka jalan bersama menuju koridor sekolah, terlihat siswa Incheon High School mengerubungi papan pengumuman di pojokan koridor sekolah. Mereka berdua saling pandang bingung.


---

      Mereka jalan bersama menuju koridor sekolah, terlihat siswa Incheon High School mengerubungi papan pengumuman di pojokan koridor sekolah. Mereka berdua saling pandang bingung.

 “kenapa ramai sekali?” Hyorin hanya menoleh pada Luhan dan bergidik.

Mereka melangkah menuju papan pengumuman itu “Permisi, permisi aku mau lewat” ucap Luhan melewati gerombolan itu, yang tentu saja mereka memberikan jalan untuk Luhan si leader sepak bola dan Hyorin anak kelas unggulan.

Papan pengumuman itu tertuliskan

PENGUMUMAN
          Diberitahukan pada siswa kelas 12, terutama kelas 12 A, bahwa akan ada beasisiwa untuk kuliah di Seoul University. Bagi siswa yang memiliki minat untuk mendapatkan beasiswa ini maka raihlah nilai setinggi-tingginya. Siswa yang memiliki nilai tertinggi sampai akhir semester nanti akan berhak menerima beasiswa untuk berkuliah di Seoul University. Demikian pemberitahuan ini, Terima kasih.
Kepala Sekolah

Kwon Soo Jung

Hyorin menampar-nampar pipinya sendiri “Apa?? Ini bukan mimpi kan Luhan?”

“Iya, memangnya ada apa? Itu hanya beasiswa ke universitas Seoul” ucap Luhan datar, sambil menatap Hyorin bingung dengan mengutkan keningnya.

“Kau bodoh atau bodoh sih, dengan begitu aku bisa kembali ke kampung halamanku di Seoul, Luhan..” ucap Hyorin antusias, sambil mengetuk-ngetuk kepalanya dengan jari telunjuk, sembari memikirkan siasat agar tetap mendapatkan nilai tertinggi di kelas.

“Owh.. aku tau, pasti kau sudah sangat rindu dengan Seoul bukan?” tanya Luhan

“Yap.. aku ingin kembali ke Seoul setelah 8 tahun tak kembali ke sana. Dengan begitu juga eomma dan appa tak perlu repot-repot membiayaiku untuk kuliah” ucapnya dengan senyum sumringah.

“Tapi ini bukan perkara mudah Hyo, kau harus rajin untuk belajar, belajar, dan belajar, karena sainganmu banyak sekali. Tapi aku yakin sahabatku yang satu ini bisa mendapatkannya” sambil merangkul pundak Hyorin

“Terima kasih Luhan, sudah memberiku semangat–
Tet......
Bel berbunyi
Mereka beranjak dari papan pengumuman dan pergi menuju kelas mereka masing-masing.
―͡   —
           
Tap..
Tap..
Tap..
            Suara langkah lari seorang yeoja berlari menuju seorang namja, dan langsung memeluk namja itu dari belakang tanpa disadari oleh namja itu. Tangannya mendekap erat di perut namja tinggi itu.

Suara paraunya terdengar “Eunjung.. kau ini, sepertinya kau sudah sangat rindu denganku ya” Namja itu berbalik dan melepaskan pelukan Eunjung.

Eunjung mencubit hidung namja itu “Iya, aku sudah rindu meskipun baru sehari tak bertemu denganmu” Namja itu mengelus-elus hidung mancungnya tersebut.

“Hidungku jadi merah seperti tomat tau” lalu mencubit pipi kanan Eunjung.

“Hehe, mian. Ayo kita beli tiketnya, umm tapi kau mau melihat film apa?” tanya Eunjung pada namja tinggi itu.

“Film horror saja, biar kau terus memelukku saat di dalam bioskop nanti” ucap namja itu sambil menggenggam tangan Eunjung.

“Sehun kau yang beli tiketnya, aku yang membeli popcorn dan minumannya, OK?” sambil menunjukkan jempolnya.

Sehun membalas dengan jempolnya “OK”

            Di dalam bioskop yang gelap, pasangan itu duduk bersebelahan di bangku bioskop paling atas. Rasa dingin serasa menusuk karena suhu AC. Sehun terus menggenggam tangan Eunjung yang sangat dingin itu. Sesekali Eunjung menarik tubuh Sehun dan memeluknya, karena hantu yang muncul dengan tiba-tiba dari layar bioskop.

―͡  
            Tak terasa malam itu berlalu dengan cepat, semua terasa berjalan cepat. Sehun mengantar Eunjung pulang ke apartementnya, dia lebih betah di apartement di bandingkan rumahnya sendiri.  ya karena kedua orang tuanya sedang berada di Kanada untuk urusan bisnis. Nyonya Oh tentu saja merestui hubungan Sehun dan Eunjung, karena kedua orang tua mereka pernah menjadi rekan kerja saat di Korea.

            Gemerlap lampu jalanan saat malam hari begitu terlihat, raut cerah terpancar di wajah Eunjung, begitu juga dengan Sehun. Tak terasa Eunjung tertidur pulas di mobil, dengan wajah menghadap Sehun. Bahkan saat sampai di depan apartemennya pun, Sehun tak tega membangunkannya.

Sehun mengelus lembut rambut Eunjung, dan menyingkirkan rambut yang terurai di depan wajah Eunjung. Sehun menatap lekat-lekat wajah yeojachingunya itu, semakin dekat semakin dekat lalu Sehun mencium kening Eunjung. Enjung pun terbangun dari tidurnya saat Sehun mencium keningnya.

“Kau ini seperti putri tidur saja, harus di cium dahulu baru bangun” ucap Sehun sambil mengacak rambut enjung yang terurai panjang itu.

Eunjung hanya tersenyum melihat Sehun, “Terima kasih untuk malam ini” Cup.. kecupan hangat dari mulut Eunjung meluncur di pipi Sehun. Dia melangkah keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada Sehun.

―͡   —

“Kurasa aku akan bisa meraih beasiswa itu Luhan” sembari sesekali menyeruput Moccachino yang ada di genggamannya itu.

“Harus! Kau pasti bisa Hyorin, kau tahu, kau adalah orang terpandai yang pernah kutemui.. hehe sebenarnya tidak juga sih”

Pletak..

Hyorin memukul kepala Luhan “Dasar kau ini, kau menyanjungku lalu menjatuhkanku begitu saja.. kau sama saja seperti dulu”

Luhan mengelus-elus kepalanya yang sakit itu “Sakit tau.. ngomong-ngomong udara hari ini lumayan dingin, bagaimana jika kita pergi ke pemandian air hangat?” tanya Luhan.

Hyorin yang menyeduh capucchinonya itu langsung tersedak dan tertawa lalu menjawab dengan nada datar “Tidak”
“Ahh.. kenapa tidak? Berendam di air hangat itu hal yang menyenangkan” ucap Luhan.

Pletak

Sekali lagi Luhan mendapatkan pukulan hangat dari tangan Hyorin “HYORIN..SAKIT” ucap Luhan yang kesakitan itu.

“Kau ini bodoh, aku tidak membawa pakaian ganti” sambil mendelik pada Luhan.

Luhan memberikan smirknya “Aku sudah merencanakan semua ini..”

“Maksudmu??” sambil menaikkan kedua alisnya bingung.

“yah.. aku tadi ke rumahmu dan meminta eommamu agar membawakan pakaianmu” memberikan senyuman manisnya.

Hyorin tertawa “Bwahahaha, kau pintar sekali. Baiklah jika begitu”

Tiba-tiba Luhan mendekatkan bibir merahnya ke telinga Hyorin “Termasuk pakaian dalammu”

Hyorin mendelik dan melongo mendengar ucapan Luhan “KYAAA.. LUHAN..”

Pletak..

Dan ketiga kalinya Luhan mendapatkan pukulan hangat, tapi kali ini bukan hanya pukulan hangat tetapi juga jambakan dari tangan Hyorin.

“Aaaaaa..Hyoo.. hentikan” Hyorin yang menjambak Luhan langsung menghentikan jambakannya itu, dengan tatapan ganasnya ke arah Luhan.

“Apa kau sudah melihatnya?” Tanya Hyorin.

Luhan mengalus-elus kepalanya yang sakit itu dan mengambil handphonenya lalu mengecek rambutnya melalui kamera depannya “Untung saja kepalaku tidak botak, tapi mungkin sebentar lagi aku akan gagar otak karena pukulanmu yang sekeras batu itu”

“LUHAN JAWAB PERTANYAANKU!” ucap Hyorin sambil berteriak di telinga Luhan.

Luhan menutupi telinga kanannya karena pekikan Hyorin “Aww.. kau benar-benar ingin memasukanku ke rumah sakit hari ini hah?? Belum, aku belum melihatnya” ucap Luhan dengan nada kesal sambil mengalus-elus telinga kanannya itu.

Hyorin memegang dadanya lega “Huft.. untunglah”

“Sebenarnya sedikit” ucapnya sambil cekikikan. Hyorin yang mendengar ucapan Luhan hanya melongo sambil menelan air ludahnya dalam-dalam.

Luhan memegang pundak kiri Hyorin “sudahlah Hyo, ayo kita berangkat, aku sudah mulai kedinginan”

―͡   —

            Pria berpenampilan rapih dengan baju hangatnya. Ia duduk di bangku taman kota yang dipenuhi bunga sendirian.

Beberapa saat seorang yeoja datang menghampirinya. Yeoja itu langsung duduk di sebelahnya dan menggenggam tangan kiri pria itu. “Sehun” ucapnya dengan senyuman manis terbaris di bibirnya.
“Hai Eun”

“Huft.. kenapa hari ini dingin sekali, aku lupa memakai baju hangatku” menggosok-gosok kedua telapak tangannya yang kedinginan.

Sehun melihat Eunjung menggigil kedinginan. Sehun membuka syal yang dipakainya dan memakaikannya pada Eunjung. Yeoja itu tersenyum malu.
“Kau lupa ini bulan Desember, waktunya  musim dingin tiba”

“Mian, aku lupa” wajahnya memerah.

Sehun menunduk memandangi butiran-butiran putih itu jatuh ke tanah. Butiran putih indah salju, dengan molekul cantik yang membentuknya, yang bisa membuat hati siapa saja gembira.

Tiba-tiba kepalanya terasa sesak. Kenangan-kenangan itu sekarang kembali merasuki alam pikirannya. Kenangan dan memori saat bersama seseorang yang sangat ia sayangi saat di musim salju. Ia mendesah kesakitan dan menjerit sambil memegangi kepalanya, sebuah suara tawa, gambaran senyuman simpul mulai terngiang di dalam otaknya.

Eunjung yang berada di sampingnya mulai panik dengan keadaan Sehun. Yeoja itu mencoba membopong Sehun yang sedang berkeluh sakit. Melangkah perlahan karena tubuh berat yang ditopangnya. Mobil putih terpakir di taman segera di buka, Sehun dibaringkan di bangku sebelah bangku kemudi. Yeoja itu segera melajukan mobilnya ke apartemennya. Beruntung apartemennya tak jauh dari taman kota.

―͡  

            Sehun terbaring di sofa empuk apartemen sambil memegangi kepalanya yang sudah mereda dari ingatan-ingatan itu. Di susul Eunjung yang datang dari dapur sambil membawa coklat panas yang berada dalam mug lucu bercorak kupu-kupu.

Eunjung menghampiri Sehun sambil memberikan coklat panas buatannya itu.
“Cepatlah minum”

Sehun menyeruput munuman itu perlahan.

“Bagaimana kepalamu sudah baikan?” tanyanya sambil memperbaiki posisi duduknya di samping Sehun.

“Aku sudah baikan, terima kasih untuk coklat panasnya” sambil meletakkan mug hangat itu di meja yang ada di depannya.

Eunjung mencoba mengecek kepala Sehun, “Kepalamu tak apa-apa, tapi kenapa kepalamu bisa sakit?”

“Entahlah, tiba-tiba semua itu datang begitu saja” sambil menyandarkan kepalanya di pundak Eunjung.

“Maksudmu?”

“Salju itu.. senyuman itu.. suara tawa itu.. datang menghampiriku” menatap kosong benda yang ada di depannya.

“Sebuah memori??”

“Entahlah aku tidak mengerti dengan semua ini, seakan sebuah film yang tiba-tiba bermain di dalam benakku”  

“Kau harus ke dokter” sambil memandangi wajah Sehun.

“Sudahlah aku akan baik-baik saja” mendekap pundak Eunjung perlahan.

“Tapi berjanjilah, kau akan selalu baik-baik saja dan akan selalu bersamaku” mengacungkan kelingking kanannya

“Aku berjanji”

Mereka saling mengaitkan kedua jari kelingking mereka. Dan saling melemparkan senyum satu sama lainnya.

―͡   —

          Hyorin mulai mencelupkan tubuhnya ke dalam pemandian air panas itu, kepulan asap keluar dari permukan air itu. Serasa seluruh beban hilang, saat Hyorin mencemplungkan dirinya ke pemandian air panas.

“Hah.. nikmat sekali berendam di sini” gumamnya pelan

“Hyo kita harus sering-sering berendam di sini, otakku bisa selalu fresh jika berada di sini” ucap luhan yang sedang memejamkan kedua bola matanya dan merasakan kehangatan air tersebut.

“Hmm” ucap singkat Hyorin terpejam sambil menikmati pemandian air panas.

“Hyo apa kau pernah merasakan cinta pertama?” tanyanya sambil melipat kedua tangannya sebagai sandaran di batu besar.

Hyorin membuka bola matanya sebelah, “Apa? Cinta pertama.. umm.. pernah, kau?”

“Tentu saja pernah, bahkan itu cinta pertama dan mungkin yang terakhir” ucapnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

“Manis sekali, aku juga mencintai orang yang sudah lama aku kenal” ucapnya santai sambil memainkan air panas dengan tangannya.

Luhan langsung terlonjak dari sikap awalnya “Benarkah??”

“Kyaa.. Luhan.. handukmu..” Hyorin menutupi kedua bola matanya.

Luhan langsung menoleh ke arah handuk yang ia pakai sebagai pembalut tubuh bagian bawahnya. Dengan cepat ia menaikkan handuk itu kembali.

Wajah Luhan memerah seperti tomat “Sudah, aku sudah memasangnya kembali” Hyorin membuka matanya perlahan.

“Kau ini, pasang handuk yang benar dong. Kan bahaya jika sampai terlepas” sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

Luhan menggaruk kepalanya malu “Hehehe mian, aku tadi tidak berniat melakukannya. Oh iya siapa orang yg kau cintai itu?”

“Kau mau tahu saja urusan orang. Meskipun kita sudah berteman selama 8 tahun, aku tidak akan memberitahumu. Kapan-kapan saja” sambil memberikan smirk kecilnya.

“Yah.. Hyorin kau tidak seru, padahal aku sudah penasaran” memiringkan bibirnya kecewa.

Langit sudah mulai menampakkan warna kemerahan, tanda matahari akan tenggelam. Tetapi mereka masih saja terus berkutat di pemandian itu.

Sampai-sampai petugas penjaga memperingatkan mereka berdua.

“Hei.. kalian berdua, kalian tidak tahu ini jam berapa, ini sudah hampir malam. Lebih baik kalian pulang. Pemandian akan ditutup 15 menit lagi” ucap petugas itu sambil memberikan celotehan-celotehannya.

“Baiklah paman, terima kasih sudah memperingatkan kami berdua” ucap Luhan.

“Luhan ayo cepat” sambil menarik tangan Luhan untuk menuju tepi dari pemandian air panas itu.

Hyorin bergegas untuk menuju ruang ganti pakaian wanita. Ia membasuh tubuhnya dengan air dan mengusap tubuhnya dengan selembar handuk dan memakaikannya dengan pakaian hangat yang tadi ia bawa. Hyorin segera keluar dari ruang ganti.

Tiba-tiba Luhan meraih lengan Hyorin dan menariknya untuk keluar dari tempat itu. Mereka berdua berjalan di tepi jalan raya dan sesampainya mereka di kedai mie ramen mereka segera duduk dan memesan 2 mangkuk mie ramen yang hangat dan lezat.

“Wah.. mie ramen, aku sudah berbulan-bulan tidak makan mie ramen” melemparkan senyum ke arah Luhan.

“Kau terlihat cantik saat tersenyum” puji Luhan pada Hyorin yang duduk di hadapannya.

Hyorin mulai salah tingkah dengan ucapan Luhan, ia menyisihkan sebagian rambutnya di telinganya “eh..eh... terima kasih. Kau lebih tampan jika rambutmu basah” sambil mengacungkan jempolnya untuk Luhan.

“Wah.. mie ramennya sudah datang. Terima kasih oemonim.”  Sambil memberikan barisan senyumnya,

Tiba-tiba omoenim itu berbisik di telinga Luhan


TO BE CONTINUED




0 komentar:

Posting Komentar