Tex Saverio atau
akrab dipanggil Rio, adalah designer asal Indonesia yang lahir di Jakarta, 28
Agustus 1984. Dia merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. Ia memiliki nama yang berarti ‘cerah’. Sama seperti anak kebanyakan,
Rio bersekolah di sekolah formal. Sejak kecil Rio sudah hobi menggambar.
Karena hobi menggambarnya itu, lama-lama berkembang menjadi penyuka desain
baju-baju yang unik. Selain itu Rio merupakan penyuka manga atau komik Jepang. Dari komik lah Rio ingin mewujudkan
pakaian-pakaian yang nampak fantasi menjadi kenyataan.
Ketika SMA,
Rio juga mengenyam di bangku pendidikan formal yang cukup elit yaitu SMA
Kristen di Jakarta. Tapi setiap ada waktu kosong Rio selalu menggambar. Sampai-sampai
salah satu guru nya di SMA menegur Rio pada saat menggambar di tengah pelajaran
dan berkata “Kalau saya jadi kamu, saya tidak akan pergi ke sekolah ini. Saya
akan pergi ke sekolah mode. Kenapa kamu tidak menjadi perancang busana saja?”
Setelah memikirkan perkataan gurunya, dengan tekatnya yang kuat di dunia
fashion. Rio keluar dari sekolahnya dan
melanjutkan ke Bunka School of Fashion di Jakarta selama satu tahun, di tahun
2003 sampai 2004. Rio juga mengikuti les privat menjahit. Tahun 2003,
ia berhasil menjadi salah satu finalis ajang Concours International de Jeunes
Createurs de Mode Indonesia, yaitu ajang lomba desain fashion bagi para siswa
desain busana yang diselenggarakan Majalah Dewi. Lalu pada tahun 2005,
Rio melanjutkan pendidikannya ke Phalie Studio.
Rio
mengawali karirnya dengan membuat butik kecil di daerah Jakarta Barat, tepatnya
di Pluit. Pada 15 September 2005, Rio mengikuti lomba desain pakaian dan
terpilih menjadi 10 besar.Tak lama setelah itu Rio juga mengikuti kompetisi
mendesain pakaian di Singapura dan keluar sebagai pemenang untuk pertama
kalinya. Masih ditahun yang sama, Rio memenangkan penghargaan mode pertamanya
di usia 21 tahun dari acara Mercedez-Benz Asia Fashion Award. Saat itu
rancangannya bertema transgender dan
diberi nama "Dualism". Masih dengan gaya Rio yang fantasi, feminim,
dan klasik.
Pada
tahun 2010, Rio diundang untuk ikut serta dalam acara fashion show berjudul
Rejuvenate Fashion Regeneration, di Wisma Nusantara. Ini adalah pertama kalinya
rancangan Rio ikut fashion show. Koleksinya yang bertajuk “My Courtesan” dengan
design yang menonjolkan ciri khasnya yang liar, klasik, sekaligus feminism,
hadir untuk menutup acara tersebut. Acara ini mendapat perhatian banyak orang,
dan membuat Rio mulai dilirik oleh pengamat mode.
Keikut
sertaannya dalam Jakarta Fashion Week 2010 untuk pagelaran bertema Dewi Fashion
Knights membuat Rio mengeluarkan rancangannya yang bernama “La Glacon”.
Rancangannya pada tahun itu yang membuat Rio semakin dilihat dunia
internasional. Termasuk dengan Lady Gaga si Mother
Monster. Pertemuannya yang tak sengaja dengan fesyen desainer Gaga di Email, menjadi awal perkenalannya. Saat
itu Rio hanya mencoba-coba memperkenalkan diri pada fesyen desainer Gaga, dan
yang tak terduga Rio mendapat respon yang sangat cepat “Ya saya tahu kamu
desainer dari Indonesia dan saya juga melihat karya-karyamu.” kata fesyen desainer Gaga dalam bahasa
Inggris. Lalu salah satu rancangan Rio dipinjam dan dipakai pada pemotretan
Harper’s Bazaar America. Tak hanya dikesempatan itu, bahkan dibeberapa kesempatan lainnya, seperti pemotretan majalah,
footage, show, dan iklan parfum Lady Gaga juga mengenakan rancangan Rio. Bahkan
semenjak itu namanya di sejajarkan dengan perancang busana internasional
seperti Dior, Versace, Alexander McQueen, dan Thierry
Mugler.
Yang pertama kali menyebut Rio seperti
Alexander Mc Queen adalah Perez Hilton, pemilik Bussiness Blogger and
Television Personality di Hollywood.
Tak
hanya Gaga, Kim Kardashian pun terlihat mengenakan gaun rancangannya dari
koleksi Le Glacon di halaman majalah ELLE Amerika edisi Maret 2013. Bahkan
Kardashian memberi komentar positif pada Rio di akun Twitternya. Tak sampai di
situ, Trish Summerville, seorang desainer kostum, ketika diminta menjadi
desainer di film The Hunger Games: Catching Fire menunjuk Rio untuk merancang gaun pernikahan Katniss, salah
satu karakter di film tersebut.Gaun glamour
tersebut juga digunakan saat promosi film The Hunger Games: Catching Fire. Masih di tahun yang sama, Oktober 2013 Rio juga diperkenankan
untuk menampilkan busananya pada acara Paris Fahion Week 2014. Rio menunjukkan
koleksi siap pakai pertamanya dengan tema "Fantasy Made Reality".
Pada perhelatan Paris Fashion Week 2014 tersebut, Tex Saverio naik pentas
menggelar peragaan busana tunggal di Place de La Concorde, Paris. Setelah
tampil di Paris, Rio juga diundang untuk menampilkan rancangannya di Jakarta
Fashion Week 2014. Masih dengan tema yang sama.
Pada Agustus 2014 Tex
Saverio menghelat Autumn Winter Trunk Show 2014 yang bertajuk Fashion Hall of Fame di Jakarta. Sebanyak 10 koleksi
dari 22 busana yang pernah ditampilkan di Paris Fashion Week pada Februari 2014
silam, kembali dihadirkan Tex.[L.A.] 10 busana yang dipamerkan pada trunk
show ini adalah
koleksi siap pakai atau ready to wear, yang tergabung dalam lini EXOSKELETON.
Dalam acara tersebut Tex melelang pakaiannya untuk disumbangkan pada Yayasan
Pansophia Indonesia untuk mendanai pendidikan anak-anak kurang mampu. Bahkan
harga dibuka dengan $9000 atau sekitar Rp 100.000.000 untuk satu pakaian, tak
hanya itu Rio juga melelang ponsel Samsung Grand rancangannya sendiri. September 2014 Rio juga
tampil di Paris Fashion Week 2015 dengan menunjukkan konsepnya yang bertajuk Parametric memadukan bentuk geometris tanpa
melupakan sisi kewanitaaan, menciptakan gaya futuristis yang romantis.
Tahun
ini Tex juga membuka butik di Jakarta yang bekerja sama dengan beberapa department
store.[L.A.] Peresmiannya dihadiri
beberapa artis seperti Angel Pieters. 24 Oktober 2015, Jakarta Fashion Week (JFW) 2016 juga
dihiasi oleh rancangan Tex Saverio. Rio
justru tampil sederhana. Dia ‘meredam’ semua keganasannya dalam berfantasi . Ia
menampilkan pakaian yang lebih siap pakai dengan rok pendek, bolero, atau
celana ketat. Pada akhir tahun 2015 Tex sudah berencana mengadakan show tunggalnya yang akan menunjukkan
konsep baru dengan seni dan pertunjukkan.
Tex
Saverio merupakan desainer yang memiliki ide benar-benar ‘liar’ sekaligus
kreatif. Ia termasuk generasi fesyen Indonesia yang berhasil masuk dalam kancah
internasional dengan rancangannya yang sering bersifat fantasi. [L.A.]Meski tak semua
rancangannya bisa ditampilkan begitu saja di panggung fesyen Indonesia karena
terlalu terkesan ‘berani’, namun Rio tetap lah generasi produktif yang bisa
menjadi contoh bagi siapa saja. Karya-karyanya yang luar biasa bisa mengangkat
nama Indonesia terutama dalam industri fesyen.
Biografi by : Laras Anindita
0 komentar:
Posting Komentar