Senin, 29 September 2014

You're Mystery (Who are You?) Part 2/3






(AUTHOR)
Laras Kkamjong

(CAST)
Se-Mi, Kyungsoo, Xiumin 

(GENRE)
Friendship, Mistery, Romance 

(RATE)
13+

Maaf jika ada kesamaan, tapi ini murni karya saya.
Maafkan jika ada typo bertebaran
COPAS CANTUMIN NAMA
Happy reading Chingu :-)
Komen sangat dihargai, Don't Be SILENT READER 
Yesterday: 

“Aku bisa membawamu ke sana” suara misterius berucap di belakang Se Mi.
Se Mi langsung membalikkan kursinya dan berdiri
Krek..
Suara bajunya yang sobek karena tersangkut kursi ketika berdiri.
“Siapa itu?” tak ada siapa-siapa di belakangnya, seketika itu berdiri bulu romanya.



Se Mi langsung mengambil benda terdekat yang ada di sampingnya, buku kamus tebal untuk melindungi dirinya.
“Aku di sini” sebuah suara misterius yang berbisik di telinga kanan, sontak membuatnya kaget dan terjatuh.

Bruk..

“Awh..” Se Mi mendesah. Ia mengelus kepalanya yang kesakitan. Tiba-tiba ada sebuah uluran tangan di hadapannya “Woa.. siapa kau?” kagetnya.

Orang misterius itu hanya sedikit tersenyum, dengan wajah pucatnya ia berdiri tepat di depan Se Mi dengan satu tangannya yang mengulurkan bantuan. Dengan sedikit takut Se Mi menerima uluran tangan itu.
Se Mi berdiri dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari orang misterius itu. Pria pucat dengan rambut sedikit cepak.

“Tanganmu.. dingin sekali, jangan-jangan kau pencuri ya? TOLO–pria itu langsung menutup bibir Se Mi dengan tangannya yang dingin. Se Mi terdiam dalam bekapannya, wajah mereka hanya berjarak 1 jengkal tangan. Se Mi merasakan getaran yang lain, jantungnya merasakan hingga berdegup kencang.
Dengan wajah pucat dan datar ia berkata “Tolong, jangan berisik. Aku hanya ingin berteman” dengan pelan ia melepaskan bekapannya.
Untuk menghilangkan rasa aneh, ia berlagak konyol “enggg....tidak, aku tidak percaya, TOLO– cup... pria misterius itu mencium sekilas pipi Se Mi. Dadanya yang semula berdegup kencang kini pecah seketika karena kecupan hangat pria tersebut.
“Apa kau bisa diam sekarang?” tanyanya datar dengan wajah dingin dan pucat.
Se Mi hanya diam terpaku dengan pelan-pelan berjalan ke meja belajarnya dan duduk. Ia hanya memegang pipinya yang memerah.
“Um.. untuk apa kau ke sini? Siapa sebenarnya dirimu?”  dengan perasaan sedikit kesal dan aneh.
Pria itu duduk di ujung kasur Se Mi dan berkata “Aku pernah tinggal di sini.”
“Kau... wajahmu, badanmu pucat dan dingin sekali. Apa kau sakit?” Se Mi berdiri dan mengambil syal putih yang ia temukan tadi. Se Mi mengalungkannya di leher pria itu.
“Siapa namamu?” tanya Se Mi
“Aku Do Kyung Soo, kau Se Mi bukan?” ucapnya datar sambil menatap ke luar jendela.

Se Mi kembali ke tempat duduknya ia kembali memandangi gunung hijau itu. Tapi seklebat setelah itu sebuah perasaan muncul dari benak Se Mi “Ini semua, tadi De Javu dari mimpiku kemarin” Se Mi langsung membalikkan tubuh dan Kyungsoo sudah tidak ada di kamarnya.

Syal putih yang ia berikan pada Kyungsoo sudah tergeletak di atas kasur Se Mi. Angin dingin mulai berhembus melalui jendela yang terbuka. Se Mi menutup perlahan jendela dan pergi menuruni tangga mencari Kyungsoo.

“Kyung Soo kau kemana?” teriaknya keras-keras. Tak ada siapa-siapa di rumahnya.

Se Mi akhirnya duduk menyerah untuk menemukan KyungSoo yang hilang begitu saja. Suasana yang sepi tak sengaja membuatnya tertidur bersandar di kursi.
Suara klakson mobil berbunyi di depan rumah Se Mi, sorotan cahaya lampu menusuk masuk dari jendela ruang tamu membuat matanya silau. Ayah dan Ibu Se Mi sudah datang. Mereka membawa 1 kantung kresek besar makanan ringan. Se Mi melonjak bangun dan berlari keluar dengan kegirangan.

“Yey ayah dan ibu pulang..makanan ini untukku?” tanya Se Mi sambil menunjuk kantung kresek putih besar yang di bawa ibunya.
“Iya” ucap ibu singkat.
“Ibu tahu, tadi kakiku hampir copot karena berjalan kaki dari sekolah ke rumah. Tapi karena ibu dan ayah sudah membelikanku makanan-makanan ini, ibu aku maafkan.” dengan menunjukkan deretan giginya. 

Se Mi mengambil kantung kresek itu dan membawanya masuk ke dalam. Ia meletakkan makanan-makanan itu di dalam kulkas.  Dan mengambil sebagian makanan itu ke dalam kamarnya.

ˆ―ˆ

                Sinar mentari yang menembus jendela kamarnya serasa mengetuk mata Se Mi untuk terbuka. Burung pipit di ranting pohon pinus berkicau seraya membuat alarm di telinga Se Mi. Gadis itu hanya membalikkan tubuhnya memunggungi sinar yang ada. Beberapa menit kemudian ia bangun dari tidurnya dengan mata yang sangat sayu.

Ia mengucek-ucek matanya seraya sekilas melihat jam dinding “Oh.. jam 07.10..–setelah beberapa detik ia mulai tersadar– Hah?? Jam 07.10, dua puluh menit lagi jam masuk kelas.” Se Mi segera menyingkirkan selimut yang ada di badannya dan berlari ke kamar mandi.

5 menit kemudian..
“Kya.. 15 menit lagi...” Se Mi segera berganti pakaian dan mencangklong tas punggungnya yang berwarna putih-pink.
Se Mi segera keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamar, ia berlari menuruni tangga “Ibu.. Ayah..” sambil mencari orangtuanya di kamar.
“Aish... mereka berangkat tanpaku.” Dengan cepat Se Mi keluar rumah dan mengunci semua pintu dan menunggangi sepeda putihnya.

Di Sekolah..

                Se Mi berlari secepat kilat menuju kelasnya. Ia menyusuri lorong dengan keringat yang mengalir di pelipis dan napas terengah. Rambutnya yang tergerai masih berantakan. Ia sampai di depan kelas dengan keadaan yang cukup berantakan, pelan-pelan ia memasuki kelas. Se Mi sudah tidak bisa berpikir kali ini, ia sangat kacau dan lelah.

“Selamat pagi soesanime.” Ucap Se Mi dengan membungkukkan punggungnya.  
Soesanime itu menoleh pada Se Mi “Pagi Se Mi, kenapa kau terlambat?” tanya Soesanime Tae Woo.
Mata coklat Se Mi tak pernah lepas menatap lantai, ia takut menatap gurunya sendiri.
Se Mi kembali membungkukan badannya “Mianhaeyo, aku terlambat bangun pagi.” Ujar Se Mi sambil menggigit ujung bibirnya.
“Hanya itu alasanmu? Sepele sekali. Baiklah kau harus membersihkan kamar mandi wanita sampai bel istirahat berbunyi” Ucap Soesanime Tae Woo. Se Mi menoleh ke arah soesanime Tae Woo, tatapannya yang tajam serasa menusuk harga diri Se Mi.
Se Mi membungkuk dan pergi dari kelas suram itu, menuju toilet perempuan di ujung koridor utama. Sambil menaik-turunkan dadanya yang kesal karena memikirkan hukuman soesanime Tae Woo ia terus menggerutu di bibirnya yang manyun. Ia melankah lambat sekali menuju kamar mandi, tapi akhirnya ia hampir di ruangan yang dicat biru dengan barisan cermin di depan wastafel.
“Huft.. apa yang harus kubersihkan jika sudah sebersih ini, dasar guru aneh.”  Sambil menyandarkan diri di tembok kamar mandi.
Ia melangkah malas untuk mengambi kain pel yang ada di sudut ruangan. Dan membasuhnya dengan air karbol. Ia memaju-mundurkan gagang pel itu perlahan dari satu sisi ke sisi lainnya. Setelah 20 menit ia menghabiskan waktu untuk mengepel, akhirnya selesai. Keringat bening mulai menetes dari pori-pori kulitnya.
Mengelap keringat dengan punggung tangannya, “Se Mi Hwaiting” ucapnya menyemangati dirinya seorang.
Se Mi memasuki salah satu kamar mandi yang dibatasi oleh sekat-sekat.  Bau pesing amoniak mulai tercium di batang hidungnya.
Matanya menekan dan menyudutkan penglihatannnya yang terpusat oleh kloset duduk tertutup, sebuah benda seperti kumpulan benang hitam terjuntai di jepitan kloset yang tertutup. Ia berjalan perlahan menuju kloset tersebut, jantungnya mulai berdebar. Keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya.  Tangan mungilnya perlahan meraih tutup kloset.

Dag..

Kloset terbuka, sebuah kepala orang berambut panjang yang berdarah-darah dengan goresan-goresan benda tajam jelas tercetak di wajahnya.
“Waaaaaa...” pekikan dan teriakan suara Se Mi yang berdengung di seluruh kamar mandi.
Sleb...
Se Mi mulai menggidikkan kepalanya untuk menghapus bayang pikirannya, yang benar-benar menakutkan, “Tidak..tidak..lupakan, dasar otak udang. Itu hanya di film-film horror” pekiknya memberanikan diri.
Ia membuka pintu kamar mandi, dan melihat kloset duduk yang tertutup. Ia mencoba membuka perlahan. Keringat dingin mengucur dari dahinya. Heart attack mulai menyerangnya. “Beranikan diri, beranikan diri” dalam benak Se Mi.

Dag...

Tutup kloset terbuka, hanya air yang tergenang di lubang wc. Nafas lega berhembus dari mulutnya. Ia mengelap keringat dinginnya, “Dasar Se Mi paranoid” pekiknya.
Dep..
Sesuatu meraih pundak kanannya, Se Mi terbelalak. Ia menoleh ke pundak kanannya, sebuah tangan memegang pundaknya.
“Waaaaaaa...” Ia ketakutan setengah mati, ia melompat-lompat kecil karena ketakutan.
Tiba-tiba tangan itu membekap mulutnya, Se Mi berusaha berteriak tapi tidak bisa. Air mata menitik di matanya, ia memukul-mukul tangan misterius itu.
Tangan itu menariknya untuk membalikkan badan.
“Sstt...”
Bekapan itu dilepas dari mulutnya.
Se Mi terjatuh lemas ke lantai kamar mandi, tapi matanya masih terbuka sayu. Tangannya masih gemetaran, keringat dingin mengucur deras dengan nafas memburu.

“Se Mi, kau tidak apa-apa?” orang tersebut berjongkok menyetarakan tubunya dengan Se Mi.
Tiba-tiba Se Mi memeluk orang tersebut dan menangis.
Orang tersebut terbelalak karena pelukan Se Mi “Maafkan aku mengagetkanmu, aku tidak bermaksud.”
“Kau tidak tahu berapa takutnya aku karenamu Xiumin” Se Mi masih terus menangis di pelukan Xiumin
Xiumin melepaskan pelukannya “Sudah sudah, aku diam-diam ke sini untuk memberikanmu sebotol minuman.” Sambil menyodorkan botol tesebut dan senyum polosnya.
“Terima kasih” ucap Se Mi mengambil botol tersebut.
Xiumin mulai berdiri dari tempatnya semula dan memberi bantuan Se Mi untuk berdiri .
“Aku ke kelas dulu” Xiumin mulai berbalik dan berjalan beberapa langkah, tetapi tangan Se Mi menahannya
“Jangan, aku takut sendirian di sini.”  Ujarnya sambil menggenggam erat pergelangan tangan Xiumin.
“Tapi jika kita ketahuan berdua bersama di kamar mandi perempuan kita akan mendapat hukuman, apa kau tidak lelah dihukum?” Ucap Xiumin mengingatkan.
“Ten..tentu saja aku sangat lelah”
“Umm, aku ada ide”

ˆ―
                Dengan langkah berat Xiumin berjalan menuju kelasnya. Dengan wajah polos dan khawatir Ia memasuki kelas dengan susah payah.

“Se Mi pingsan..”Ucapnya dengan wajah khawatir. Dalam keadaan menggendong Se Mi ia menuju bangku kelasnya.
Seluruh siswa bahkan soesanime Tae Woo mendekatinya.
“Ada apa?” tanya soesanime Tae Woo pada Xiumin
“Dia pingsan karena kelelahan mungkin” ucapnya sambil mendudukan Se Mi yang masih terpejam. Xiumin memegang kepala Se Mi agar tidak jatuh dari kursi dan menyandarkan di badannya.
Soesanime tampak khawatir dan mulai panik “Bawa dia ke UKS saja”
“Baiklah soesanime” ucap Xiumin.
Beberapa murid membantu Xiumin untuk membopong Se Mi ke UKS.
ˆ―
                Seluruh murid yang membantu Xiumin sudah kembali ke kelas, sedangkan soesanime Tae Woo memberikan pesan pada Xiumin.

“Xiumin kau yang menjaganya ya, soesanime akan mengajar kembali di kelas” pesannya.
Xiumin membungkuk “Baik Soesanime”.

Soesanime Tae Woo keluar dari ruang UKS dan kembali ke dalam kelas. Xiumin dan Se Mi tinggalah berdua di dalam UKS.

Xiumin menggoyang-goyangkan tangan Se Mi “Se Mi-ah bangun, kau..”
Se Mi membuka sebelah matanya “Apa semua sudah keluar?” lalu membuka kedua matanya.
“Iya” Xiumin menunduk.
“Kita berhasil, tapi kenapa kau seperti itu?” tanya Se Mi, bangkit dari tidurnya.
“Aku merasa bersalah, sudah membohongi mereka semua”
“Sudahlah.. tidak apa-apa, lagi pula tadi aku memang kurang enak badan. Kau tidak sepenuhnya berbohong” Se Mi menepuk pundak Xiumin yang sedang duduk di kursi sebelahnya.
“Baiklah” Xiumin hanya mengangguk lesu.
ˆ―

                Se Mi, gadis cantik itu sedang meremas lemon dan menuangkan ke dalam gelas. Beberapa batu es juga ia cemplungkan ke dalamnya. Ia juga merebus air yang cukup banyak sore itu, secerek penuh. Lalu, Ia membawa es lemonnya ke kamar. Derap kakinya terdengar ketika menaiki tangga keramik. Pakaian blouse pink dengan celana pendek putih sangat cute ia kenakan sore itu. Baru saja beberapa langkah ia menaiki anak tangga dengan tangan kirinya yang memegang ponsel dan tangan kanan memegan es lemon, matanya tak pernah lepas dari layar ponsel, tiba-tiba ada sepasang kaki di hadapannya. Ia mulai menelusuri kaki itu sampai kepala.

Se Mi mendongak “Hah.. KyungSoo kau mengagetkanku saja”
“Ayo ke kamarku” Se Mi langsung menyambar tangan KyungSoo “Aishh.. dingin sekali” Se Mi sedikit mengerut, tetapi langsung memberikan senyumnya pada Kyungsoo. Se Mi begitu bersemangat dengan setengah berlari menaiki tangga, sampai-sampai ia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Kyungsoo ada di belakangnya, ia langsung menangkap tubuh Se Mi dalam dekapannya. Minuman lemon yang dibawa Se Mi tumpah di pakaian Kyungsoo.
Se Mi segera bangkit dari pelukan Kyungsoo“Hah.. lemonku tumpah, Mianhae Kyungsoo” Se Mi terus mengelap pakaian Kyungsoo dengan lengan baju yang ia kenakan.
“Sudahlah” Kyungsoo memegang tangan Se Mi dan sedikit menyingkirkannya.
Se Mi membungkuk “Jeongmal mianhae”Kyungsoo sedikit menyunggingkan senyum.
“Ah.. kau harus mengganti pakaianmu yang basah” Sambil memegang pakaian Kyungsoo sekilas.
Kyungsoo menatap Se Mi bingung dan sedikit berkerut seakan berpikir ‘betapa innocent-nya gadis ini’ “Apa kau benar-benar??..” sambil memutar bola matanya.
Se Mi tersenyum sedikit aneh “Hehe mianhae, kau pasti tak membawa pakaian. Hmmm sebentar” Se Mi berusaha mengingat koleksi pakaian yang ia miliki, begitu banyak bahkan sampai 3 lemari. Bagaimana ia bisa mengingatnya jika pakaiannya saja sebanyak itu.
Tapi ingatan tentang barang miliknya selalu tajam “Aha.. aku ingat, musim dingin lalu saudara laki-lakiku  yang berasal dari Jepang mampir ke Korea dan menginap di rumahku yang lama, dan seingatku salah satu pakaiannya ada yang tertinggal, Kajja” Se Mi menariknya menuju kamar.
ˆ―
                Se Mi terus saja mengacak 2 lemari miliknya dengan terus berkutat mencari pakaian tersebut.  Ia membuka lipatan demi lipatan, ia juga mencari seluruh pakaian yang di gantung. Lalu sekilat ingatan tiba-tiba menghampirinya, 2 hari yang lalu saat ia mencari pakaian ia menemukan pakaian saudaranya yang sudah lama, di lemarinya yang berwarna coklat muda. Pakaian berlengan panjang seperti sweater tapi tidak begitu tebal, berwarna putih bertuliskan ‘Cheonsa’ (Malaikat) dengan Font color hitam. Ia segera menuju lemari coklat miliknya. Pakaian itu ada di tumpukan paling atas di antara lipatan pakaian yang ada.
Se Mi segera mengambil dan mencoba mencocokannya dengan tubuh KyungSoo dengan menempelkan pada badannya “Ini sepertinya cocok denganmu, mungkin lengannya sedikit kepanjangan untukmu” karena bahu Kyungsoo yang begitu bagus( kau tahu maksud author bukan) jadi lengan baju itu sedikit lebih panjang.
Kyungsoo menengok ke arah pakaian yang ditempelkan tepat di depan tubuhnya, lalu ia menoleh ke arah Se Mi dan sedikit memberikan kode dengan matanya yang melirik keluar kamar.
“Apa maksudmu?” tanya Se Mi dengan menaikan alisnya.
Kyungsoo Menghembuskan nafas berat dan memberitahunya “Bisakah kau keluar sebentar, kau ingin melihatku berganti pakaian?”
PLEK..
Se Mi menepuk dahinya dengan telapak tangan “Oh iya mian aku lupa.” Se Mi berbalik dari arah sebelumnya dan melangkah keluar kamar. Baru saja beberapa langkah hampir mencapai pintu kamar lalu ia berbalik lagi “Oh Iya, jangan menghilang secara tiba-tiba lagi, arachi?” sambil menunjukkan telunjuknya ke arah Kyungsoo.
Kyungsoo segera menghampiri Se Mi dan membalikkan tubuh Se Mi ke arah sebaliknya dan mendorongnya keluar kamar dengan susah payah. Ia menutup pintu kamar.
“Jangan menghilang secara tiba-tiba, arachi?” ucap Se Mi dengan sedikit berteriak dari balik pintu kamar. KyungSoo ada di dalam kamar hanya tersenyum mendengar ucapan Se Mi yang begitu takut jika ia pergi.
ˆ―
                Se Mi duduk bersandar di kursi belajar miliknya, ia terus bercerita pada Kyungsoo, yang terus menjadi pendengar setia Se Mi. Tapi wajah Kyungsoo benar-benar tanpa ekspresi, seperti tidak merespon, padahal yang ia terus mendengarkan cerita ocehan yeoja itu. Namja dingin tanpa ekspresi itu hanya berdiri dan bersandar pada tembok yang tak jauh dari kursi tempat Se Mi duduk.
“KyungSoo, kau.. –Se Mi menghentikan ucapannya sejenak yang masih tersendat di tenggorokan dan berusaha mengutarakannya.
“Kau..,yang sebenarnya, apa?” Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Se Mi yang tadi begitu susah untuk dikeluarkan.
Kyungsoo yang sedari tadi menatap lantai langsung menoleh ke arah Se Mi “Kau ingin tahu?”
Se Mi langsung menggidikkan kepalanya “Ah.. ani..ani, tidak usah.. pertanyaanku benar-benar konyol” Se Mi mengulas senyum miliknya.
Kyungsoo langsung berjalan ke arah Se Mi duduk, Ia memegang kedua pundak yeoja itu dengan kedua tangannya dan mencoba mengangkatnya untuk berdiri di hadapannya. Ia menatap lekat wajah Se Mi, matanya begitu indah untuk dilihat, coklat bening dengan kilau tulus yang terpancar. Se Mi hanya terpaku dan nafasnya terasa berhenti di tenggorokan, degup jantungnya berpacu cepat. Se Mi dapat melihat mata bulat dengan pupil berwarna hitam yang dipenuhi kesedihan, tapi dibalik itu seperti ada pancaran malaikat dalam matanya. Tiba-tiba tangan Kyungsoo menarik tubuh Se Mi dalam pelukannya. Kyungsoo dapat merasakan pelukan hangat. Ia begitu merindukan pelukan itu. Se Mi hanya bisa terdiam dalam rengkuhan namja itu. Ia terbelalak karena perlakuan namja itu. Namja yang ia pikir begitu dingin, tetapi ternyata ada sisi kehangatan di dalamnya. Se Mi akhirnya membalas pelukan Kyungsoo dengan melingkarkan kedua tangannya.

                Se Mi segera melepaskan pelukan itu, ia tahu bahwa Kyungsoo hanya namja yang begitu kesepian. Yang dibutuhkannya hanyalah seorang teman yang selalu bisa berada di sisinya. Se Mi , yeoja itu teringat dengan mimpinya yang ingin terbang menuju gunung yang ada di pemandangan dibalik jendela kamarnya. Ia memegang tangan Kyungsoo begitu dingin.
Ia terus menggosok-gosokkan tangan kyungsoo dengan kedua tangannya, sesekali ia menghangatkannya dengan nafas yang keluar dari mulutnya “Tanganmu begitu dingin” ucap Se Mi sambil terus menghangatkan, ia hanya tersenyum melihat wajah Kyungsoo.
Kyungsoo menarik tangannya dari genggaman tangan Se Mi yang dari tadi menghangatkan tangannya “Tidak usah, itu tidak akan berhasil. Dari dulu aku memang seperti ini”
“Mimpimu..” ucap Kyungsoo sedikit terhenti.
Se Mi menaikkan alisnya, “Mimpiku? Ke sana?” sambil menunjuk gunung yang ada di balik jendela kamarnya.
Kyungsoo hanya mengangguk pelan. Ia tersenyum tipis. Namja itu menggandeng tangan Se Mi.
“Aku sudah berjanji padamu, ayo kita ke sana, sebelum senja tiba.” Se Mi terbelalak mendengar ucapan Kyungsoo, bibirnya membentuk huruf ‘O’ karena kaget.
“Kau bersungguh-sungguh?”
“Iya” Sambil menunjukkan senyumnya ke dalam pandangan Se Mi.
“Bisakah kau memejamkan matamu?” ujar Kyungsoo pada Se Mi.
Se Mi mengangguk “Baiklah” ia mulai memejamkan kedua matanya.
Kyungsoo, namja itu melepaskan kaos bajunya (Don't be mesum).



_TO BE CONTINUE_

0 komentar:

Posting Komentar