Tittle : a Lost Dream –Portrait’s sequel-
Author : Littlebacon (ganti dari Marryfly xDDD)
Length : Oneshoot
Genre : Romance, fantasy
Casts : Ahn Yookyung, Park Chanyeol
Rating : T
A.N : Hey yo whaddup reader *begaya ala Chanyeol* karena banyak yang minta FF Portrait dibikinin sequelnya, akhirnya author berhasil bikin nih FF gaje yang nggak kalah jelek dari FF author lainnya :3 sebelum baca author tetep mau ingetin kalo semua cast kecuali OC adalah milik Tuhan, ortu dan agensinya. Author cuma minjem bentar tapi ntar nggak mau dibalikin *dibakar EXOtics* oke deh, langsung dibaca aja. Kalo belum baca FF Portrait nih bacanya disini >> http://exofanfiction.wordpress.com/2013/03/23/portrait/
—–happy reading ^^——–
“Heloooo?? there anyone here???”, teriak Yookyung keras, mengagetkan gerombolan kelelawar yang langsung menyerbu keluar dari sarangnya. Yookyung menghela napas cukup panjang. Kemudian kembali terduduk dan memeluk kakinya. Ia meletakkan dahinya diatas lutut dan mulai memohon tidak jelas.
“Huweeee eomma, appa, eonnie…kenapa aku bisa sendirian di tempat seperti ini?”, rintihnya pelan hingga sebuah tangan merengkuh pundaknya dan memeluknya dari belakang.
“Coba tebak siapa?”, ucap suara itu sambil meletakkan dagunya di bahu Yookyung. Gadis itu sedikit terperanjat mendapat perlakuan mendadak seperti itu. Tapi kemudian ia menoleh sedikit ke kiri dan berteriak keras.
“Yeollie!!”, Yookyung langsung berbalik dan memeluk namja itu erat-erat. Entah mengapa ia begitu senang saat namja itu datang.
“Hei hei hei. Aku hanya pergi beberapa menit kau sudah merindukanku hm?”, ucap Chanyeol –namja itu- sambil memeluk Yookyung lagi. Gadis itu belum menjawab, ia lebih memilih diam dan meneggelamkan dirinya di tubuh jangkung Chanyeol. Hangat. Itulah yang dirasakan Yookyung.
“Yeollie, kau janji tidak akan meninggalkanku lagi kan?”, ucap Yookyung yang entah mengapa terlontar begitu saja dari mulutnya. Ia juga tidak tahu kenapa hatinya begitu merindukan sosok Chanyeol. Yookyung bingung akan dirinya yang kadang bertindak sendiri tanpa diperintah.
Chanyeol melepas pelukannya. Ia mensejajarkan wajahnya dengan wajah Yookyung. Membuat semburat merah muncul dari pipi tirus gadis itu. Chanyeol membelai lembut pipi Yookyung, kemudian tersenyum penuh arti.
“Tidak akan. Karena mata ini, hanya akan melihatku saja”, namja tampan itu menyentuh kedua mata Yookyung lalu mengecupnya.
“Lalu hidung ini, hanya akan mencium aroma tubuhku saja”, lanjut Chanyeol dan melakukan hal yang sama seperti tadi.
“Apalagi bibir ini, ia hanya akan merasakan sentuhan dari bibir ini juga”, ucap Chanyeol sambil menunjuk bibirnya kemudian mengusap pelan bibir Yookyung. Namja itu kemudian melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, mencium lembut bibir mungil Yookyung hingga gadis itu merasakan sensasi yang aneh sekaligus memabukkan (?). sekarang Yookyung tahu, bahwa ia mencintai Chanyeol entah bagaimana datangnya.
Cukup lama mereka berciuman, hingga mereka melepas tautan di bibir mereka. Kemudain tertawa kikuk sambil memukul satu sama lain. Tuhan, Yookyung benar-benar tak ingin kehilangan namja di depannya ini. Kalaupun semua ini hanyalah mimpi, Yookyung tak ingin terbangun dari mimpinya.
“Aku mencintaimu Park Chanyeol”, ucap Yookyung sambil mengusap pipi Chanyeol yang sedang nyengir tidak jelas *eahhh member Derp Squad :3*
“Nado”, balas Chanyeol yang kemudian merebahkan kepalanya di bahu Yookyung dan menggenggam erat tangan gadis itu. Matanya terpejam dan nafasnya yang teratur terdengar sampai di telinga Yookyung. Membuat gadis itu terkekeh kecil kemudian mengelus dan mencium puncak kepala Chanyeol sebelum ia ikut tertidur.
***
“Yookyung-ah IREONA!!!! Sudah jam berapa ini ?!”
DOK DOK DOK. Ketukan pintu dan teriakan keras eommanya mau tidak mau membuat Yookyung harus merasakan seberkas cahaya yang masuk melalui celah matanya. Ia menguap lebar. Lalu mengucek kedua matanya sebelum ia benar-benar menatap langit kamarnya. Gadis itu meraba-raba kasurnya, mencoba meraih ponsel yang tergeletak di sembarang tempat. Matanya menyipit untuk melihat digit angka yang tertera disana.
“Jam 9. Masih pagi. Tidur lagi ahh…”, erangnya sambil menarik selimutnya kembali.
“AHN YOOKYUNG!!!”, teriak eommanya lagi.
“Aishh..ne eomma. Aku bangun sekarang”, balasnya malas sembari duduk di pinggiran kasur. Ia menggaruk-garuk rambutnya kasar lalu mengambil handuk biru muda yang tergantung di balik pintu. Gadis itu melangkah gontai keluar kamar dengan mulut yang sesekali masih menguap. Yookyung berjalan pelan kearah dapur. Nyawanya masih belum terkumpul sempurna. Ia berulang kali menghela napas sampai akhirnya ia meneguk segelas air putih yang baru saja ia ambil dari kulkas. Segar. Itulah yang ia rasakan kini. Pikiranya kemabli melayang pada seseorang. Ya, Park Chanyeol. Baru saja ia memimpikan namja itu lagi. Seulas senyum muncul dari sudut bibirnya. Entah mengapa ia merasa bahagia saat mengingat Chanyeol. Namja itu mampu membuatnya kehilangan akal sehat meskipun hanya dalam mimpi. Yookyung terkekeh kecil. Apakah mungkin Chanyeol adalah jodohnya? Sejak pertemuan singkat yang mencengangkan di florist 5 hari yang lalu, ia tidak pernah bertemu dengan Chanyeol lagi di kehidupan nyata. Lalu, apakah Yookyung menyerah begitu saja? Tidak. Ia masih berharap dan yakin bisa bertemu lagi dengan Chanyeol, sang pangeran mimpinya. Sudah cukup lama Yookyung terdiam dan tertawa tidak jelas di dapur seperti itu. Hingga sebuah tepukan membuyarkan lamunannya.
“Hei bau, cepat mandi sana! Ukhh..kau gadis yang jorok”
“Ya! Minkyung eonnie enak saja! Aku tidak jorok tau. Hahh..”, ucap Yookyung sambil meniupkan udara dari mulutnya ke telapak tangan. Mikyung –kakaknya- hanya bisa menutup hidung dan mulutnya lalu memukul kepala Yookyung pelan.
“Bau pabo!!”
“Ani!”
“Bau!”
“Aniii!!!!”, karena kesal, Yookyung kemudain menjambak rambut kakaknya yang sudah tersisir rapi itu. Tidak mau kalah, sang kakak juga balas menjambak rambut Yookyung dan terjadilah perang jambak-jambakkan di dapur yang menimbulkan suara cukup bising karena dua yeoja ini meracau tida jelas.
TING TONG. Suara bel rumah mereka terdengar sampai ke dapur. Namun kedua yeoja itu seolah tidak menggubrisnya dan malah terus bertengkar. Suara bel itu terdengar sekali lagi, membuat dua yeoja itu terpaksa menghentikan aktfitasnya sejenak.
“Bukakan pintu. Aku mau membenahi rambutku dulu. Huwaaaa..eomma..rambutku yang bagus jadi rusak begini”, rengek Minkyung tidak jelas seraya naik ke tangga menuju kamarnya. Yookyung yang melihat hal ini hanya bisa mendengus kesal dan merutuk dalam hati. Dasar manja! Umpatnya yang segera pergi ke depan untuk membukakan pintu. Ia tidak peduli dengan penampilannya sekarang. Rambut acak-acakkan, pipi yang membentuk garis-garis aneh dan baju tidur yang berantakan. Ia bergumam pelan. Kemana saja orang-orang dirumah ini? Kenapa tidak apda yang membukakan pintu? Padahal tadi saja eommanya bertetiak-teriak menyuruhnya untuk segera bangun.
CKLEK. Yookyung menatap orang yang kini tengah berdiri membelakanginya di depan pintu itu. Ia mengamati namja itu sebentar. Dandanannya cukup keren. Celana jeans biru dipadukan dengan jaket putih dan sepatu kets abu-abu. Ditambah dengan postur tubuhnya yang lumayan tinggi dengan rambut keriting coklatnya.
“Annyeong chogi. Kau mencari si…”, belum sempat Yookyung melanjutkan kalimatnya, namja itu berbalik menghadap Yookyung dan tersenyum sekilas. Membuat mata gadis itu membelalak lebar dan mulutnya komat-kamit tidak jelas. Ia memegangi dadanya sendiri yang sedari tadi mengeluarkan suara gemuruh dan berdetak tidak beraturan. Bagaimana mungkin? Namja ini…….
“Yoo, siapa yang datang eoh? Ya! Yeolli! Kapan kau kembali chagiya?”, teriak Minkyung dari dalam yang langsung menghambur ke pelukan namja ini. Ya, Park Chanyeol. Setidaknya itulah yang Yookyung ingat. Kedua sejoli itu sekarang sedang bermesraan di depan mata Yookyung, membuat gadis itu hanya bisa berdiri mematung dan menganggap ini semua tidaklah nyata. Chagiya? Ya Tuhan ini pasti mimpi!
“Ah aku lupa. Yeolli, kenalkan ini Yookyung adik bodohku yang dulu sering aku ceritakan itu lho? Yang rela bekerja paruh waktu di toko bunga demi mendapat sebuah tiket konser”, ucap Minkyung seraya tersenyum mengejek kearah Yookyung. Tangannya masih bergelayut manja di lengan Chanyeol dan sesekali mengusap rambut Chanyeol. Ya Tuhan ! bahkan aku pernah melakukannya. Ucap Yookyung dalam hati. Namja itu kemudian tertawa renyah dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Yookyung. Oh shit! Bahkan tawanya masih terdengar sama. Ucap Yookyung dalam hati lagi.
“Park Chanyeol”, ucapnya dengan suara berat sambil memiringkan sedikit kepalanya. Yookyung terhuyung ke belakang. Matanya menatap Chanyeol nanar. Ia belum juga menyambut uluran tangan Chanyeol yang sedari tadi terarah padanya. Kenapa? Kenapa ini semua bisa terjadi? Padahal tadi kau bilang tidak akan meniggalkanku? Park Chanyeol! Kenapa bisa begini!! Teriak Yookyung dari dalam hati. Tubuhnya bergetar hebat. Kakinya terasa lemas untuk berdiri lagi. Ia menahan air matanya untuk tidak jatuh sekarang. Sungguh aneh kalu ia menangis saat melihat pacar kakaknya mungkin? Konyol!
“Mi..mianhae..a..aku haru segera mandi”, ucap Yookyung yang sudah tidak kuat lagi. Ia melengos pergi tanpa menyambut uluran tangan namja tampan itu. Membuat Minkyung dan Chanyeol hanya bisa saling tatap tidak mengerti. Gadis itu membanting pintu kamarnya keras. Dadanya begitu sakit dan napasnya terasa tercekat. Butiran-butiran kristal bening mulai turun membanjiri pipi mulusnya. Ia hanya bisa menangis dalam diam dibalik pintu kamarnya. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa engkau mengahdirkan dia dalam mimpiku jika pada akhirnya harus seperti ini? Tidak. Ini terlalu sakit. Tuhan, kenapa nasib begitu kejam kau limpahkan padaku.? Sekarang aku mengerti, bahwa tidak semua hal terjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita pikirkan. Kau mungkin ingin menjuukkan sisi dimana aku harus tegar dan mencari jawaban atas semua rahasiaMu. Dan kini aku percaya, bahwa setiap rahasia pasti akan ada jawabannya. Ucapnya dalam hati.
~END~
Copy From : http://exofanfiction.wordpress.com/2013/06/17/a-lost-dream/comment-page-4/#comment-110131
0 komentar:
Posting Komentar