Senin, 30 November 2015

Tex Saverio, Jejak Designer Internasional Indonesia

Tex Saverio atau akrab dipanggil Rio, adalah designer asal Indonesia yang lahir di Jakarta, 28 Agustus 1984. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki nama yang berarti ‘cerah’. Sama seperti anak kebanyakan, Rio bersekolah di sekolah formal. Sejak kecil Rio sudah hobi menggambar. Karena hobi menggambarnya itu, lama-lama berkembang menjadi penyuka desain baju-baju yang unik. Selain itu Rio merupakan penyuka manga atau komik Jepang. Dari komik lah Rio ingin mewujudkan pakaian-pakaian yang nampak fantasi menjadi kenyataan.



            Ketika SMA, Rio juga mengenyam di bangku pendidikan formal yang cukup elit yaitu SMA Kristen di Jakarta. Tapi setiap ada waktu kosong Rio selalu menggambar. Sampai-sampai salah satu guru nya di SMA menegur Rio pada saat menggambar di tengah pelajaran dan berkata “Kalau saya jadi kamu, saya tidak akan pergi ke sekolah ini. Saya akan pergi ke sekolah mode. Kenapa kamu tidak menjadi perancang busana saja?” Setelah memikirkan perkataan gurunya, dengan tekatnya yang kuat di dunia fashion. Rio keluar dari sekolahnya dan melanjutkan ke Bunka School of Fashion di Jakarta selama satu tahun, di tahun 2003 sampai 2004. Rio juga mengikuti les privat menjahit. Tahun 2003, ia berhasil menjadi salah satu finalis ajang Concours International de Jeunes Createurs de Mode Indonesia, yaitu ajang lomba desain fashion bagi para siswa desain busana yang diselenggarakan Majalah Dewi. Lalu pada tahun 2005, Rio melanjutkan pendidikannya ke Phalie Studio.
            Rio mengawali karirnya dengan membuat butik kecil di daerah Jakarta Barat, tepatnya di Pluit. Pada 15 September 2005, Rio mengikuti lomba desain pakaian dan terpilih menjadi 10 besar.Tak lama setelah itu Rio juga mengikuti kompetisi mendesain pakaian di Singapura dan keluar sebagai pemenang untuk pertama kalinya. Masih ditahun yang sama, Rio memenangkan penghargaan mode pertamanya di usia 21 tahun dari acara Mercedez-Benz Asia Fashion Award. Saat itu rancangannya bertema transgender dan diberi nama "Dualism". Masih dengan gaya Rio yang fantasi, feminim, dan klasik.



            Pada tahun 2010, Rio diundang untuk ikut serta dalam acara fashion show berjudul Rejuvenate Fashion Regeneration, di Wisma Nusantara. Ini adalah pertama kalinya rancangan Rio ikut fashion show. Koleksinya yang bertajuk “My Courtesan” dengan design yang menonjolkan ciri khasnya yang liar, klasik, sekaligus feminism, hadir untuk menutup acara tersebut. Acara ini mendapat perhatian banyak orang, dan membuat Rio mulai dilirik oleh pengamat mode.
            Keikut sertaannya dalam Jakarta Fashion Week 2010 untuk pagelaran bertema Dewi Fashion Knights membuat Rio mengeluarkan rancangannya yang bernama “La Glacon”. Rancangannya pada tahun itu yang membuat Rio semakin dilihat dunia internasional. Termasuk dengan Lady Gaga si Mother Monster. Pertemuannya yang tak sengaja dengan fesyen desainer Gaga di Email, menjadi awal perkenalannya. Saat itu Rio hanya mencoba-coba memperkenalkan diri pada fesyen desainer Gaga, dan yang tak terduga Rio mendapat respon yang sangat cepat “Ya saya tahu kamu desainer dari Indonesia dan saya juga melihat karya-karyamu.”  kata fesyen desainer Gaga dalam bahasa Inggris. Lalu salah satu rancangan Rio dipinjam dan dipakai pada pemotretan Harper’s Bazaar America. Tak hanya dikesempatan itu, bahkan dibeberapa kesempatan lainnya, seperti pemotretan majalah, footage, show, dan iklan parfum Lady Gaga juga mengenakan rancangan Rio. Bahkan semenjak itu namanya di sejajarkan dengan perancang busana internasional seperti Dior, Versace, Alexander McQueen, dan Thierry Mugler. Yang pertama kali menyebut Rio seperti Alexander Mc Queen adalah Perez Hilton, pemilik Bussiness Blogger and Television Personality di Hollywood.




            Tak hanya Gaga, Kim Kardashian pun terlihat mengenakan gaun rancangannya dari koleksi Le Glacon di halaman majalah ELLE Amerika edisi Maret 2013. Bahkan Kardashian memberi komentar positif pada Rio di akun Twitternya. Tak sampai di situ, Trish Summerville, seorang desainer kostum, ketika diminta menjadi desainer di film The Hunger Games: Catching Fire menunjuk Rio untuk merancang gaun pernikahan Katniss, salah satu karakter di film tersebut.Gaun glamour tersebut juga digunakan saat promosi film The Hunger Games: Catching Fire. Masih di tahun yang sama, Oktober 2013 Rio juga diperkenankan untuk menampilkan busananya pada acara Paris Fahion Week 2014. Rio menunjukkan koleksi siap pakai pertamanya dengan tema "Fantasy Made Reality". Pada perhelatan Paris Fashion Week 2014 tersebut, Tex Saverio naik pentas menggelar peragaan busana tunggal di Place de La Concorde, Paris. Setelah tampil di Paris, Rio juga diundang untuk menampilkan rancangannya di Jakarta Fashion Week 2014. Masih dengan tema yang sama.

Pada Agustus 2014 Tex Saverio menghelat Autumn Winter Trunk Show 2014 yang bertajuk Fashion Hall of Fame di Jakarta. Sebanyak 10 koleksi dari 22 busana yang pernah ditampilkan di Paris Fashion Week pada Februari 2014 silam, kembali dihadirkan Tex.[L.A.] 10 busana yang dipamerkan pada trunk show ini adalah koleksi siap pakai atau ready to wear, yang tergabung dalam lini EXOSKELETON. Dalam acara tersebut Tex melelang pakaiannya untuk disumbangkan pada Yayasan Pansophia Indonesia untuk mendanai pendidikan anak-anak kurang mampu. Bahkan harga dibuka dengan $9000 atau sekitar Rp 100.000.000 untuk satu pakaian, tak hanya itu Rio juga melelang ponsel Samsung Grand  rancangannya sendiri. September 2014 Rio juga tampil di Paris Fashion Week 2015 dengan menunjukkan konsepnya yang bertajuk Parametric  memadukan bentuk geometris tanpa melupakan sisi kewanitaaan, menciptakan gaya futuristis yang romantis.


Tahun ini Tex juga membuka butik di Jakarta yang bekerja sama dengan beberapa department store.[L.A.] Peresmiannya dihadiri beberapa artis seperti Angel Pieters. 24 Oktober 2015, Jakarta Fashion Week (JFW) 2016 juga dihiasi oleh rancangan Tex Saverio. Rio justru tampil sederhana. Dia ‘meredam’ semua keganasannya dalam berfantasi . Ia menampilkan pakaian yang lebih siap pakai dengan rok pendek, bolero, atau celana ketat. Pada akhir tahun 2015 Tex sudah berencana mengadakan show tunggalnya yang akan menunjukkan konsep baru dengan seni dan pertunjukkan.

Tex Saverio merupakan desainer yang memiliki ide benar-benar ‘liar’ sekaligus kreatif. Ia termasuk generasi fesyen Indonesia yang berhasil masuk dalam kancah internasional dengan rancangannya yang sering bersifat fantasi. [L.A.]Meski tak semua rancangannya bisa ditampilkan begitu saja di panggung fesyen Indonesia karena terlalu terkesan ‘berani’, namun Rio tetap lah generasi produktif yang bisa menjadi contoh bagi siapa saja. Karya-karyanya yang luar biasa bisa mengangkat nama Indonesia terutama dalam industri fesyen.
 Biografi by : Laras Anindita


0 komentar:

Posting Komentar