Sabtu, 06 Desember 2014

FF You're My Eye Part 1


Author 
Laras Anindita

Cast
Moon Ga Young 
Kai
Changmin
Jung Soo Jung

Genre 
Romance, Friedship, Family, School Life.


Rating
14+

Disclaimer
Ini FF asli buatan aku sendiri dan ga ngejiplak, ya maaf kalo ada kesamaan nama #namanya udah jadi trendsetter. Maaf kalo ada typo bertebaran, maklum saya manusia biasa. jangan bosen-bosen buat baca. Part selanjutnya bakal aq share lagi sampe nunggu target viewer. 


PLAGIATOR GO AWAY
Copas izin dulu ma Author...
Comment sangat dihargai dan diharapkan
DON'T BE SILENT READER guys


*HAPPY READING*




       
Diawali dari kebiasaanku pergi ke klub malam. Malam ini aku baru saja pulang dari klub malam favorit dengan temanku. Aku mengendap masuk mendekati jendela kamarku. Perlahan aku mencungkil jendela itu, dan terbuka. Tak ada suara kecuali suara nafasku yang memantul ke kaca jendela. Aku melompat masuk sambil menjinjing sepatu heels di tangan kananku. Kututup kembali jendela kamarku perlahan tanpa suara.

Byar.. lampu kamarku menyala. Aku terkejut mendapati Appa ternyata sudah berada di hadapanku. Dengan tangan terlipat di depan dadanya, wajah Appaku tampak marah dengan tatapan tajam padaku. Aku gugup dan takut, wajahku mungkin sudah pucat seperti orang mati.

“Apa seperti itu cara orang memasuki rumah? Mengendap-endap lewat jendela. Dari mana saja sampai larut malam seperti ini?” ucap Appa dengan pertanyaan yang benar-benar menusuk tenggorokanku.

“Eh..eh.. anu... aku..– Tangan appa sudah hampir menampar pipiku, aku meringkukkan wajahku
“Aku bersama temanku” ucapku gugup dengan keringat dingin mengalir di dahiku.

“Hampir setiap malam kau mengulangi hal ini. Appa sudah bilang, Appa sangat khawatir denganmu. Kau anak perempuan Appa satu-satunya. Apa kau baru dari klub malam lagi bersama Kai itu?” tanya Appa dengan wajah seriusnya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
Appaku menatapku serius “Kau tahu Ga Young, bahaya keluar dengan seorang lelaki ke klub malam-malam begini–

Saat itu juga diriku ingin meledak, “Cukup Appa, aku lelah selalu diatur. Apa lagi sekarang Appa sudah bercerai dengan Eomma, sejak 10 tahun yang lalu, apa itu adil bagiku? TIDAK. Aku selalu berharap orang tuaku seperti orang tua yang lain, tapi tidak denganku. Ingat wajahnya saja tidak, aku hanya tahu dari foto, kemana Eomma selama ini?” Saat itu juga air mataku menyeruak ke permukaan.  Air bening itu serasa membanjiri pipiku. Dapat terlihat wajah Appa yang bersalah. Aku segera melemparkan sepatu dan tasku. Aku membaringkan tubuhku ke kasur dan menenggelamkannya dalam selimut.

Terasa sebuah pelukan hangat menyerubung tubuhku. Dan belaian lembut di daerah kepalaku.
“Maafkan Appa sayang, tapi bisakah kau menuruti perkataan Appa?”
Hiks, hiks suara tangisku dalam selimut.

“Appa melakukan ini karena Appa sayang padamu, Appa berjanji suatu saat akan mempertemukanmu dengan Eomma.”

Aku membuka selimutku perlahan menatap wajah Appa-ku. Terlihat ketidak raguan dari wajah Appa-ku. Dia tersenyum melihatku.

“Benarkah?” Aku mengusap air mataku.
Appa mengangguk mantap menjawab pertanyaanku.

“Baiklah sekarang tidurlah, besok waktunya sekolah” Appa mengecup dahiku lembut.

Appa melenggang keluar kamarku, sebelum appa keluar aku menarik tangannya “Terima kasih Appa”

“Sama-sama sayang, mimpi indah” Appaku keluar dan menutup pintu kamarku.

Aku mulai memejamkan kedua mataku, dan memulai diorama-diorama mimpi di alam bawah sadarku.
^_

            Aku segera melangkahkan kakiku secepat kilat. Detik jam terus berputar, peluhku mulai keluar dari pori-pori kulitku yang putih. Aku terus berusaha keras menuju garis putih itu. Mataku berbinar ketika garis putih itu sudah ada di hadapanku.
Aku segera menginjakkan kakiku di garis putih itu.
“Ya Jung Soo Jung mencapai garis finish terlebih dahulu” ucap guru olah ragaku.

Aku langsung mendelik menatap ke arah Jung Soo Jung yang sampai di garis finish terlebih dahulu. Aku menoleh dengan tatapan sinis padanya, sedangkan Soo Jung hanya memberikan senyum smirknya padaku.

“Aaa bagaimana bisa aku kalah dengannya” ucapku sambil mengacak rambut.
Tiba-tiba sebuah tangan mengahampiri pundakku.

“Sudahlah ayo kita ke kantin” Aku menoleh ke arah suara yang benar-benar familiar di telingaku itu.

“Baiklah” aku tesenyum ceria pada Kai, pacarku.

Aku berjalan menuju kantin dengan melihat-lihat keadaan sekitar. Tiba-tiba tangan Kai mengusap wajahku.
“Keringatmu banyak sekali, pasti melelahkan.” Ucapnya sambil mengelap keringatku dengan sentuhan lembutnya.
“Terima kasih” ucapku melemparkan senyum padanya.

Akhirnya aku dan Kai sampai di depan lemari es kaca yang terpajang minuman-minuman  dingin di dalamnya.
Glek.. suara kelenjar salivaku yang masuk ke kerongkongan ketika melihat minuman yang sangat menyegarkan itu.
Aku mengambil sebuah botol minuman sari buah jeruk dengan bulir-bulir jeruk di dalamnya, sedangkan Kai mengambil sebuah minuman Green Tea.
“Ini uangnya Ajhumma” ucap Kai sambil memberikannya pada penjual minuman di kantin.
Semua mata yang ada di kantin menatap kagum ke arahku dan Kai.
“Wah.. beruntung sekali Moon Ga Young bisa bersama Kai”
“Aku mau jadi Ga Young”
“Kai oppa ganteng sekali”
Kai menengok sebentar ke arah suara-suara yang sibuk memuji dirinya, seketika mereka terdiam seribu bahasa ketika idolanya menoleh pada mereka. Kai malah memberikan sebelah kedipan mata pada mereka. Seketika mereka berteriak histeris.
“Aaa... kau Lihat, Kai oppa mengedipkan matanya ke arahku”
“Kai oppa menge-wink...”

Aku dan Kai segera mengambil tempat di meja berbentuk kotak dengan kursi yang cukup panjang. Kai duduk di hadapanku. Aku membanting botol minumku ke atas meja dan segera meneguk minuman itu dalam-dalam ke kerongkonganku yang kering dengan mulut yang mengerucut karena kelakuan Kai.

Glek..Glek.. suara tegukan minumanku. Aku tak bisa merasakan minumanku mengalir di tenggorokan, hanya kesal yang sedang mengalir ditubuhku.

Tiba-tiba Kai menyambar minumanku. “Tidak baik meminum minuman dengan sekali tegukkan habis. Minumlah perlahan. Jangan cemberut, maafkan aku” Ucapnya sambil mengembalikan minumanku lagi.
“Aku sangat haus. Hanya itu saja?” tanyaku berpura-pura ketus. Mataku menekan ke sudut mata, menyipit.
“Baiklah, aku akan membuat hari ini spesial. Demi kata maaf” ujarnya dengan wajah tersenyum. Aku menyedot minumanku dan menatapnya dengan sedikit senyuman.

Tet..tet..tet.. suara bel pulang berbunyi.

“Hah.. serasa cepat sekali” Ucapku sambil menutup botol minuman yang baru saja ku teguk.

“Ayo kita kembali ke kelas” ucapnya mulai berdiri dari tempat duduknya, tangan yang kekar dan tangguhnya menyodorkan bantuan padaku.
Aku memegang tangannya dan berdiri “Terima kasih”
Kami berjalan menuju kelas 12.3. Tiba-tiba tangan Kai menyambarku ke suatu tempat. Sebuah taman yang sepi tanpa ada murid lain di sana. Di bawah pohon yang rindang dengan daun yang cukup rimbun. Dan aroma bunga yang menyeruak.
“Bisa kita duduk di sini sejenak, aku ingin me-refresh pikiranku” ucapnya sambil duduk di bawah pohon.

Aku memejamkan mataku sejenak sambil bersandar di pohon, di samping Kai yang juga bersandar di bawah pohon. Tiba-tiba terasa sesuatu menyentuh lembut bibirku. Aku membuka mataku perlahan, terlihat wajah Kai yang begitu dekat dengan wajahku begitu terlihat lebih tampan, bibirnya menyentuh bibirku. Jantungku terasa begitu terpacu, walaupun hanya menempel tetapi seperti sebuah sengatan listrik yang mengalir di tubuhku. Nafasnya yang hangat berhembus di depan hidungku.
Dia melepaskan ciuman yang berlangsung beberapa menit itu.  Aku hanya terpaku di tempatku. Wajahnya hanya tersenyum melihatku. Aku membalas senyumannya dengan kaku.

“Terima kasih, kau selalu menghiburku. Terima kasih kau sudah menjadi pengganti kasih sayang eommaku” Ujar ku tersenyum padanya. Mataku tak pernah lepas menyorotinya.
“HAH.. Eomma? Jadi selama ini kau menganggapku eomma?” Kai mulai menggelitiki tubuhku “Jadi kau selama ini menganggapku eomma huh?” ucapnya yang sambil terus menggelitiki tubuhku.
“Aaa.. Kai hentikan geli” Ucapku yang sambil terus menggeliat karena gelitikan Kai. Sampai akhirnya aku jatuh kepelukkannya, dekapannya yang penuh kehangatan dan tangannya yang kuat menangkapku. Kita jatuh di atas rerumputan hijau yang indah. Tubuhku tak sengaja menindihnya.
Aku berusaha berdiri, tetapi tangan Kai menahanku untuk bangkit dari pelukannya.

“Beberapa menit saja” Ucap Kai sambil memeluk pinggangku di atas rumput hijau. 
Pelukan yang begitu hangat terasa di tubuhku. Terasa degup jantungnya yang berpacu kencang bergema di telingaku. Begitu juga dengan jantungku yang berpacu cepat.
Kai mulai melepaskan tangannya dari pinggangku. Aku mulai berusaha berdiri sambil membersihkan kedua tanganku yang kotor terkena rerumputan hijau.
Matanya yang coklat bening terus menatap, seakan memaku diriku untuk terus memandangnya.
Aku tersenyum kecil padanya,“Ayo kita pulang” ucapku sambil menggandeng tangannya.

ˆ–

“Dah... hati-hati di jalan” sambil melambaikan tanganku pada Kai yang mulai berlalu dari hadapanku dengan sepeda motornya.

Aku berjalan masuk ke teras rumahku. Aku memasukkan setengah badan ke dalam pintu rumahku. Kosong seperti biasanya, tak ada siapa-siapa. Aku memasukinya, dan menjatuhkan tubuhku yang lelah di atas sofa empuk. Aku membuka ponsel dan memencet nomor kontak yang ada di dalamnya.
“Yoboseyo, Min Ra.”
“.....
 “Aku kesepian, maukah kau ke rumahku?”
“...
“Baiklah kutunggu, anyeong..”
“...

Aku memencet remote televisi yang ada di hadapanku. “Tahu begini, Kai akan kuminta untuk singgah sejenak di rumahku, huft dasar.” Gerutuku sambil melipatkan kedua tanganku di atas bantal kecil yang ku pangku.

Ting..tong..
“Pasti Min Ra” Ucapku bersemangat, dan menuju pintu.

Cklek pintu ku buka,
“Hai Young” sapa sahabatku yang paling cantik itu.
“Hai, cepat sekali datangnya? ayo masuk. Apa yang kau bawa itu?” sambil menelisik barang bawaan Min Ra yang ada di dalam tas plastik.
“Pizza, iya aku kebetulan berada di toko Pizza Runner dekat sini saat kau menelponku” ucapnya dengan senyum manis.
“Wah.. pasti lezat, tapi kali ini aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Jadi bagaimana dengan pizzanya?” tanyaku bingung sambil menatap pizza yang ada di genggaman Min Ra.
“Ya sudahlah ini untukmu semua. Lagi pula aku juga bisa membelinya untukku sendiri” ucapnya sambil menyodorkan bungkusan pizza itu padaku.
Aku memeluknya kilat “Terima kasih, Ra”
“Sama-sama”
Aku mulai berjalan masuk “Aku ganti pakaian dulu okay” ucapku sambil menunjukkan jempolku.
“Okay ku tunggu” ucapnya sambil duduk di sofa depan televisi yang dari tadi masih menyala.

^_

            Kami hanya membungkukkan badan pada bibi kasir itu, kemudian aku menarik lengan Min Ra menuju toko lain yang ada di mal ini. Dan dia mengikuti di balakangku, seperti yang anjing mengikuti majikannya.
“Kita mau ke mana, Ga young?” tanya Min Ra yang dari tadi mengikuti di belakangku.
“Um, kita ke toko yang serba pink dan ungu itu, okay” ucapku sambil menunjuk sebuah toko ber-banner pink yang ada di seberang escalator.
“Baiklah, aku juga ingin membeli sesuatu” ucapnya sambil mempercepat langkah kakinya.
Aku dan Min Ra berbincang dengan gembira saat menuju toko itu, tapi seketika kegembiraanku amblas di telan bumi ketika melawati escalator itu dan melihat seseorang. 

To be Continue.....

Makasih yang udah baca,,,, Comment ya, and then part selanjutnya akan saya share sesegera mungkin.. Anyeong....;)


0 komentar:

Posting Komentar